Musik
Selasa, 21 Januari 2014
7 TOKOH TERKEJAM MASA PARA NABI
Kisah abu lahab
Abu Lahab adalah tokoh kuffar Quraisy yang sangat membenci Nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam yang dibawanya. Dialah yang mempermalukan Nabi di depan umatnya dengan ucapan yang hina, “Celaka engkau hai Muhammad! Apakah ini maksudmu mengundang kami kemari?” kata Abu Lahab dengan sangat marah saat nabi sedang berkhutbah di kaki bukit.
Karena kelancangannya itulah, pada hari itu juga Allah mempermalukan Abu Lahab dengan turun Surat Al-Lahab : “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia! Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka). Dan (begitu pula istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.” (QS. Al-Lahab : 1 – 4).
Abu Lahab ketika itu tidak sendiri, ada lagi kawan setianya Abu Jahal, Walid bin Mughirah Al-Makhzumi, ‘Ash bin Wail As-Sahmi, Amru bin Hisyam, Abdul Azza, Nadhar bin Harits, Uqbah bin Abi Mui’th, Ubay bin Khalaf, Umayyah bin Khalaf, dan lain-lain.
Ummu jamil
Ummu Jamil adalah istri Abu lahab. Ummu jamil artinya wanita yang cantik. Tapi julukan ini tidak sesuai dengan perilakunya. Ia setali tiga uang dengan suaminya dalam hal memusuhi Nabi. Ia lebih tepat dinamai wanita yang jelek karena perilakunya yang sangat jelek.
Ia seringkali pada malam hari memanggul kayu yang berduri untuk diletakkan di jalan2 yang biasa dilalui Nabi. Sehingga bila Nabi lewat pada malam hari/subuh, Nabi akan terinjak kayu yang berduri itu sehingga Nabi terluka. Ummu jamil senang kalau Nabi terluka karena menginjak kayu berduri.
Ummu jamil juga suka mengadu domba dan memfitnah supaya orang2 Makkah membenci Nabi. Karena hal ini, ia dijuluki pembawa kayu bakar. Karena ia suka “membakar” emosi, mengadu domba, dan menimbulkan kebencian orang2 Makkah pada Islam.
Saat membawa kayu, ia mengikatnya dan melilitkan sebagian talinya pada lehernya. Inilah kebiasaan yang dilakukannya saat membawa kayu berduri untuk mencelakai Nabi. Perilaku buruk inilah yang akhirnya membawanya menemui ajalnya. Ummu jamil meninggal karena tercekik tali yang digunakannya untuk membawa kayu. Kelak di akhirat, ia akan disiksa juga dengan tali. Dinyatakan oleh Allah bahwa di neraka, leher Ummu jamil diikat dengan tali dari api neraka jahannam.
Hal2 di atas diterangkan oleh Allah dalam surat Al lahab. Salah satu surat pendek dalam Al Quran. Surat ini menunjukkan mukjizat Al Quran, karena dengan tepat memprediksi hal2 yang belum terjadi saat surat ini diturunkan. Telah dinyatakan bahwa Abu lahab dan istrinya termasuk seorang yang celaka. Maka memang sampai akhir hayatnya, mereka tidak pernah beriman kepada Allah dan Rasulullah baik iman secara terang2an maupun sembunyi2, baik zhohir maupin batin, meskipun Rasul selalu mengajak mereka untuk beriman.
Saat surat ini turun, Ummu jamil marah2 karena merasa terhina. Ia mendatangi Abu Bakar dan menanyakan di manakah temannya Abu Bakar (Rasulullah Muhammad saw). Ummu jamil marah2 di depan Abu Bakar sambil membawa batu dan mengancam2 akan melakukan berbagai hal buruk pada Nabi.
Ummu jamil menanyakan di manakah Muhammad, padahal saat itu Nabi sedang duduk tepat di samping Abu Bakar. Ummu jamil tidak dapat melihat Nabi karena penglihatannya ditutup oleh Allah sehingga ia hanya melihat Abu Bakar. Padahal Nabi sedang duduk di samping Abu Bakar. Abu bakar karena herannya dengan pertanyaan itu, maka Abu bakar bertanya apakah Ummu jamil hanya dapat melihat Abu Bakar dan tidak melihat orang lain di sampingnya? Maka Ummu jamil merasa diolok2 oleh Abu bakar seraya menjawab “Apakah engkau bermaksud menghinaku? Aku tidak melihat siapa2 selain kau!” Inilah salah satu mukjizat Nabi. Adalah mudah sekali bagi Allah melakukan hal ini.
Inilah yang seharusnya diambil pelajaran oleh orang mukmin. Bergantung pada Allah dan bukan pada sebab2 duniawi. Orang mukmin berikhtiar sesuai dengan sebab2 duniawi. Tapi hatinya tidak bergantung pada sebab2 duniawi itu. Mereka hanya menjadikannya sebagai ikhtiar, sedangkan hatinya tertaut kepada Allah. Boleh jadi Allah memberikan jalan keluar lewat ikhtiar itu, tapi boleh jadi juga Allah menjadikan jalan keluar melalui hal lain yang sepintas tidak masuk akal.
Mukmin tidak minder karena kurangnya harta benda, kurangnya teknologi, kurangnya alat2. Mukmin berikhtiar dengan harta, dengan alat, teknologi, dsb, tapi sepenuhnya percaya bahwa faktor utama keberhasilan bukanlah itu semua, tapi kedekatan dengan Allah.
Bila mukmin dekat dengan Allah, ia akan dekat dengan pertolongan Allah. Walaupun tidak memiliki sarana apapun, ia akan menang karena Allah tidak dapat dihalangi. Allah mampu menutup pandangan mata siapapun, satelit secanggih apapun.
Bila melupakan Allah, maka kedudukannya setara dengan orang kafir. Maka yang menang adalah siapa yang lebih kuat.
Abu jahal
Nama asal Abu Jahal ialah Abdul Hakam bin Hisyam. Sejak sama-sama remaja Abu Jahal senantiasa mengolok-olok Muhammad. Pernah juga keduanya berkelahi, Abu Jahal kalah dan terkilir lututnya. Ia sangat dendam kepada Muhammad.
Abu Jahal pernah melamar Khadijah binti Khuwailid, tetapi Khadijah menolak lamaran tersebut. Beberapa bulan kemudian, Muhammad meminang Khadijah dan langsung diterima. Hati Abu Jahal semakin dengki kepada Muhammad. Setelah orang-orang lemah masuk Islam, Abu Jahal memproklamirkan dirinya sebagai preman kota Makkah. Orang-orang dhuafa yang masuk Islam semua mendapat penyiksaan pedih dari Abu Jahal. Yasir dan irtirnya Sumiyyah mendapat siksa sampai syahid di tangan Abu Jahal.
Isra’ Mi’raj terjadi pada 27 Rajab, tahun ke-12 dari kenabian atau 2 tahun sebelum Hijriyah. Setelah Isra’ Mi’raj Rasulullah mengajak manusia supaya percaya kepada kisah perjalanan yang menakjubkan itu. Banyak orang yang tidak percaya, termasuk Abu Jahal. “Bohong kau Muhammad, bagaimana mungkin dalam satu malam saja kamu bisa ke Baitul Maqdis? Kalau kau benar-benar sampai di sana, coba kau ceritakan apa yang kau lihat dalam perjalanan.” Muhammad bercerita sesuai dengan yang dilihatnya secara akurat. Orang ramai membenarkan kecuali segelintir para munafiq dan Abu Jahal. “Itu sihir yang nyata!”, teriak Abu Jahal.
Kemudian Abu Jahal dan anak buahnya selalu menganggu orang-orang yang shalat. Mereka sering melemparkan orang-orang shalat dnegan tahi unta, kotoran kambing, dan sebagainya. Mereka ramai dan sering mengejek orang-orang Islam dan Muhammad SAW, namun demikian, nabi dan pengikutnya tetap bersabar dan tidak melawan orang jahil yang berkelompok itu.
Suatu hari, Abu Jahal sendiri yang ingin membinasakan Nabi Muhammad SAW. Ketika nabi sedang sujud, Abu Jahal muncul mengendap-ngendap dengan batu besar di tangannya. Ia ingin menghantam kepala nabi agar pecah. Tiba-tiba ia melihat seekor unta raksasa yang ingin menelannya. Abu Jahal ketakutan sambil melepaskan batu dan lari terbirit-birit, sampai terkencing dan terberak dalam celana. Sampai di rumah ia pingsan beberapa saat.
Dasar orang jahil, Abu Jahal belum merasa jera, ia terus merongrong Muhammad, dan dia pula yang merancang siasat agar Muhammad dibunuh atau diusir dari Makkah. Ketika Muhammad telah hijrah, Abu Jahal berpesta pora. Ia merasa dirinya sudah menang dan merasa cukup. Allah berfirman tentang Abu Jahal ini, “Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas. Karena dia melihat dirinya serba cukup.” (QS. Al-‘Alaq : 6 – 7)
Kisah fir’aun
Kisah Firaun..-ketika di awal kehidupan sebelum menjadi raja..
Tadi masa aku mengemaskan semua buku2 dlm rak koleksi aku, tetiba mata aku terpandang pada sebuah buku lama lagi usang..
buku yg berjudul 'kisah 25 rasul utama' cetakan pd tahun 1972..buku ni kepunyaan arwah bapa aku dan buku inilah menjadi pemangkin utk aku utk explore lebih lanjut sejarah2 nabi di waktu sekolah rendah lagi..buku yg menggunakan nahu dan ejaan bahasa
melayu lama..agak tertarik dgn kisah Firaun yg di ketengahkan dlm buku yg menceritakan kisah beliau dari kecil,dewasa,cara hidup yg sememangnya
salah hingga saat dia menjadi Raja Mesir melalui muslihat dan jenayah..jarang sekali buku2 sejarah rasul yg ada di pasaran sekarang mempunyai info ni dan takde lagi kat mana2 sumber
Firaun- sejarah awal beliau dan latar belakang keluarga
Sebelum Musa di lahirkan,di negeri Mesir terdapat seorang lelaki tua yg bernama Mas'ab berumur 170 tahun namun tidak dikurniakan seorang pun anak sebagai zuriat.
Beliau sangat kepingin utk mempunyai anak.Disuatu hari ketika dia sedang duduk berehat , lalu dia terpandang pd seekor lembu yg sedang melahirkan anak..melihat
pd lembu itu,hatinya mengeluh hiba lalu berkata "'malang sungguh nasibku, sedangkan lembu yg hina ini mempunyai anak, mengapakah aku tidak di kurniakan seorang pun anak sbg zuriat ".. Dgn kuasa Allah, lembu itu pun berkata-kata " jgn kau bersedih, bersabarlah, nanti engkau pun akan di kurniakan anak "
Tidak beberapa lama selepas itu, terbukti jua apa yg di katakan oleh lembu itu.. namun sayang sekali kerana Mas'ab meninggal dunia sebelum anaknya lahir.. Isteri Mas'ab sgt berbesar hati dgn kelahiran satu2nya zuriat mereka lalu menamai anak lelaki nya itu Walid bin Mas'ab ( nama sebenar Firaun)..Walid dijaga dan di asuh oleh ibunya dgn penuh kasih sayang.
Apabila dewasa,Walid belajar ilmu pertukangan kayu bagi menampung keperluan tinggal bersama dgn ibunya..namun kehidupan yg teratur itu bertukar menjadi sebaliknya lantaran sikap Walid yg bergaul bebas sehingga segala wang dan harta punah di gelanggang perjudian.Nasihat ibunya tidak di endahkan..setelah bosan bekerja sbg tukang kayu, lalu ia mengubah pekerjaannya menjadi saudagar barang2.
Kelakuannya sebagai saudagar agak lain dari yg lain.Apabila penagih Pajak meminta cukai,dia lari dan tak mahu membayar cukai tersebut..lantaran dari sikapnya itu lah beliau di gelar 'FIR AUN ' yg maksudnya aku google tadi -'lebih hebat dari seterunya'
Pada suatu hari,seorang penduduk yg datang dari Amlakah telah di larikan kudanya..ketika beliau berteriak meminta tolong, kebetulan Firaun yg tegap dan kuat melihat kejadian itu lalu menolongnya..penduduk itu sgt berterima kasih pd Firaun lalu menawarkan firaun menjadi pegawai pengiringnya.Tawaran itu di terima oleh Firaun dgn senang hati dan dia pun bekerja dgn orang Amlakah itu..Nasib Firaun agak beruntung kerana tak lama selepas itu,orang Amlakah itu meninggal dunia .Di sebabkan org Amlakah itui tiada zuriat utk mewarisi kekayaan nya, lalu
kesemua harta kekayaan itu jatuh ke tangan Firaun.Begitulah adat Mesir ketiku itu
Di sebabkan sikap Firaun yg pemboros dan suka berjudi, segala harta kekayaan itu tidak kekal dan akhirnya beliau jatuh melarat kembali..Selepas itu beliau bertukar kerja sebagai penggali kubur dan beliau membuat syarat2 sendiri jika sesapa ingin menguburkan mayat di tempatnya iaitu - mengenakan cukai lalu menggunakan alasan yg cukai di kenakan itu di atas perintah raja.. sudah pasti Firaun mendapat keuntungan dan byk wang di atas 'cukai' yg dia ciptakan..namun begitu beliau tersalah langkah apabila di suatu hari seorang anak raja mesir mati dan pembesar2 istana ingin menguburkan anak raja itu di sana.. pertelagahan berlaku diantara Firaun dan pembesar2 istana lalu mereka menangkap Firaun dan di hadapkan ke muka pengadilan.Firaun di dapati salah dan di jatuhi hukuman bunuh.Namun Firaun dapat melepaskan diri dari hukuman tersebut dgn menebus kesalahan itu dgn bayaran beratus2 dinar
dan beliau di bebaskan.
Firaun menjadi Raja.
Suatu hari Raja Mesir bermimpi yg dia disengat kala jengking.Lalu dia rasa cemas dan mengagak seperti akan ada sesuatu yg buruk berlaku.Secara senyap2 dia telah pergi
ke rumah Wazirnya..di perjalanan ke rumah wazirnya, beliau terserempak dgn Firaun.Lalu Firaun mengundang Raja Mesir ke rumahnya dan Raja Mesir pun menceritakan
mimpi yg di alaminya.Firaun berpura2 berlagak seperti orang yg tahu tentang tafsir mimpi dan setelah habis keterangan mimpi Raja Mesir itu, lalu Firaun meminta izin utk ke biliknya sekejap mengambil kitab tafsir mimpi.Namun niatnya yg sebenar adalah beliau ingin mengambil pedang utk memancung kepala Raja itu.Lalu Raja Mesir di bunuh kejam dgn kepalanya di pancung oleh Firaun.Firaun menguburkan mayat raja itu dgn hati2 tanpa di ketahui oleh sesiapa dan selepas itu segala persalinan raja di pakainya dan menuju ke istana lalu duduk di tahta singgahsana istana.Ia mengaku dirinya sebagai Raja Mesir dan menggesa rakyat supaya tunduk dan sujud padanya.Wazirnya yg bernama Haman di beri suapan beribu2 dinar supaya mahu mengiktirafkan dan mengikut nya.Begitu juga dgn Wazir2 lain.Hamman di tawarkan menjadi wazir tertinggi.Sudah pasti Haman tidak menolak tawaran ini dan patuh pd Firaun.Firaun memerintahkan rakyat supaya tunduk dan mengakuinya sbg tuhan.Sesiapa yg ingkar akan di bunuh kejam.Demikianlah permulaan pemerintahan Firaun di Mesir.Asiah di jadikan isterinya
secara paksa dan ugutan sedangkan Asiah adalah penganut agama tauhid.
Perkahwinan Firaun dan Siti Asiah ( petikan dari Hanan.com.my)
Tersebutlah di sebuah negeri Mesir ada satu keluarga yang terkenal dengan orang baik baik dan soleh iaitu Keluarga Imran yang bernama Siti Asiah,ia terkenal dengan kebaikkannya dan ketaatannya kepada Allah,juga kerana kecantikkannya.Maka tidak hairanlah ramai yang berkenan kepadanya terutama pemuda yang tertarik dengan keperibadiannya dan kecantikkannya.Akan tetapi mereka segan untuk meminangnya,begitulah Siti Asiah yang menjadi buah mulut ketika itu.
Khabar tentang Siti Asiah ini akhirnya sampai pula ke telinga firaun,dan tergeraklah hati firaun untuk memperisterikan Siti Asiah.Maka diutuskan seoarng menteri bernama Haman untuk menyelidiki berita Siti Aisah.
Kemudian Haman datanglah menemui Siti Asiah dan kedua orang tuanya dengan maksud menceritakan kehendak firaun.
Kedua orang tuanya menerima kedatangan dan maksud firaun,tetapi Siti Asiah tidak menerima lamaran firaun kerana dia merupakan salah seoarng tokoh yang ingkar kepada Allah SWT..dan raja yang zalim.Itulah yang diucapkan kepada orang tuanya.
Sehari selepas itu Haman datang kembali kepada orang tua Siti untuk menanyakan tentang lamaran Firaun.Kemudian kehendak siti disampaikan oleh kedua orang tuanya kepada wakil firaun.
Setelah menerima berita dari utusannya itu,Firaun menjadi marah,sehingga ia bertindak secara kekerasan terhadap Siti Asiah.Maka ke esokkan harinya,utusan lain dipanggil oleh firaun untuk menyampaikan surat perintah darinya untuk menangkap kedua orang tua siti,maka kedua orang tuanya diseksa dan dirantai,juga diperlakukan secara kasar lalu di bawa ke istana .akhirnya mereka dimasukkan ke penjara..
Setelah kedua orang tua nya diseksa,maka hari itu juga sitri Asiah ditangkap dengan kekerasan dibawake istana.Setelah samapai di istana ia tdiak dapat berkata apa-apa,namun yang ia khuatirkan adalah memikirkan nasib kedua orang tuanya...
Maka setelah Siti Aishah berada di hadapan Firaun dengan kedua dua tangan terikat lalu kedua orang tuanya pun dibawa dari dalam penjara dipertemukan dengan anaknya.Sungguh tragedi yang sangat menyedihkan saat itu.Kemudian Firaun berkata: "Hai Asiah,jika engkau seorang anak yang baik,tentu engkau akan sayang terhadap orang tuamu, maka oleh kerana itu engkau boleh pilih antara dua,kalau engkau terima lamaranku bererti engkau akan hidup senang dan aku akan bebaskan orang tuamu.Dan sebaliknya jika engkau menolak lamaranku,maka aku akan perintahkan mereka untuk membakar hidup-hidup kedua orang tuamu di hadapanmu."
Akhirnya dengan ancaman itu,maka Siti Asiah bersedia menerima pinangan Firaun akan tetapi Siti Asiah pun mengajukan kehendaknya kepada Firaun iaitu:
1.Bahawa firaun harus membebaskan kedua orang tuanya.
2.Harus membuatkan rumah yang indah lengkap,dengan perkakasnya
3.Bahawa orang tuanya harus dijamin kesihatannya beserta makan dan minumnya.
4.Bahawa Siti Asiah bersedia menjadi isteri Firaun hadir pada acara-acara tertentu sebagaimana lazimnya seorang isteri raja,akan tetapi Siti Asiah tidak bersedia tidur bersama Firaun.Jika permintaan-permintaan Siti Asiah tidak dipenuhi,ia rela mati dibunuh bersama kedua orang tuanya.
Akhirnya Firaun mengabulkan atau memenuhi permintaan Siti Asiah.Dan mmerintahkan kepada Haman untuk membuka rantai belenggu yang ada di tangan dan kaki baik Siti Asiah mahupun kedua orang tuanya.
Kini Siti Asiah hidup bersama Firaun dalam istana yang indah dan kemegahan.Akan tetapi bagai Siti Asiah tidaklah membawa pengaruh terhadap kehidupan peribadinya dan tidak pula terbawa arus adat jahiliyah.Ia tetap berpegang teguh kepada ajaran Islam.Hampir setiap saat terutama di malam hari ia selalu beribadah kepada Allah swt agar segala kehormatannya jangans ampai disentuh oleh orang-orang kafir sekalipun suaminya (firaun),juga ia rela berkorban demi kepuasan dan ketenangan hidup orang tuanya.
Sehingga untuk menyelamatkan Siti Asiah,Allah SWT memberikan pertolongan kepadanya untuk mencegah kebiadapan Firaun dan demi menjaga kehormatannya,Allah SWT MENCIPTAKAN IBLIS YANG MENYAMAR DIRINYA SEPERTI RUPA SITI ASIAH UNTUK TIDUR BERSAMA FIRAUN
Demikianlah kekejaman yg di lakukan oleh Firaun ketika dia berkuasa.Namun kezaliman dan kejahatan yg di lakukan selama berpuluh2 tahun akhirnya dia di binasakan oleh Allah..Demikianlah percaturan Allah yg ketika Musa yg masih bayi terdampar di istana Firaun, di besarkan di dalam istana tanpa di ketahui bahawa Nabi Musalah adalah jawapan pd mimpi Firaun yg bakal menggugat kedudukan beliau sbg penguasa..
Firaun tenggelam di tengah lautan merah ketika mengejar Nabi Musa dan pengikutnya ..menurut beberapa riwayat samada betul atau tidak, ketika firaun hampir lemas di tgh lautan, beliau akhirnya mengakui keesaan Allah dan kerasulan Musa ..namun taubat nya ketika itu sudah terlambat dan beliau mati di dlm kekufuran..
Firaun adalah petunjuk yg nyata pd kita yg mana manusia yg melampaui batas akan di binasakan ..kejahatan firaun dan kezalimannya tidak ada tolok bandingannya ..justeru itu jgnlah menongkat langit kerana kita pasti akan di binasakan dan dibalas di antara lambat atau cepat saja masa itu akan sampai..
Kisah Raja Namrud
Raja Namrud (hidup sekitar tahun 2275 SM- 1943 SM) juga disebut eja Namrudz bin Kan'aan (Arab نمرود بن كنعان, Inggeris Nimrod,Bahasa Ibrani: נִמְרוֹד, Piawai Nimrod Tiberias נִמְרֹד ; Nimrōḏ) (2275 SM – 1943 SM) adalah salah satu seorang Raja yang memerintah Mesopotamia purba (kini dikenali negara Iraq). Ia memiliki gelaran "a mighty hunter" yang bermaksud "pemburu yang hebat" atau "pemburu yang perkasa", kerana kebijakannya dalam berburu. Nama lengkapnya adalah Namrudz bin Kan'aan bin Kush bin Ham bin Nuh (Nabi Nuh a.s.)atau juga sesetengah pendapat (Raja Namrud bin Kush bin Ham bin Nuh). Selain itu beliau diberi gelaran Dewa Bacchus atau Dewa Wain serta Dewa Matahari.
Namrud sendiri merupakan kata jamak yang mempunyai pengertian “Mari memberontak". Namanya tercatat dalam Taurat, Injil dan kisah-kisah Islam.
Pada zamannya, Namrud merupakan seorang raja yang cerdas, namun kecerdasannya itu membuatnya bersikap sombong dan takkabur serta sehinggakan ia mengaku menjadi seorang ateis atau sebagai Tuhan dan usahanya selalu mendapatkan tentangan hebat dari Nabi Ibrahim a.s. Namanya terkenal kerana usahanya sebagai pendiri Menara Babel.Menurut Kitab Injil kerajaannya termasuklah Babel, Erech, Accad, dan Calneh, di tanah Shinar, yang juga dikenali sebagai tanah Namrud.
Sejarah awal
Bapa Namrud ialah Kush iaitu cucu kepada nabi Nuh a.s., [perlu rujukan] manakala ibunya ialah Semiramis. Ibunya pada usia remaja telah berkahwin dengan bapanya. Adalah dipercayai sehari selepas mengadakan hubungan kelamin dengan Semiramis, bapanya telah meninggal dunia. Oleh itu, apabila Namrud lahir beliau tidak berbapa.
Ibunya adalah seorang yang wanita yang cantik lagi bijaksana. Setelah beliau dilahirkan, ibunya membuat cerita kononnya dia tidak pernah disentuh oleh manusia dan Namrud adalah anak yang suci. Ini telah menambahkan keyakinan Namrud bahawa beliau adalah anak tuhan. Apabila beliau menjadi dewasa, beliau menjadi seorang yang kacak dan ibunya cemburu dengan kawan wanitanya. Oleh itu, Semiramis telah berkahwin dengan Namrud iaitu anaknya sendiri.
Pencapaian di bawah pemerintahan Raja Namrud
Raja Namrud telah dianugerahi dengan daya intelek yang tinggi dan menjadi pakar dalam pelbagai bidang seperti seni reka, matematik dan ilmu falak.
Baliau telah menemui sistem sexagesimal yang membahagikan bulatan kepada 360 darjah, satu darjah kepada 60 minit dan 1 minit kepada 60 saat. Selain itu beliau menetapkan bahawa satu hari terbahagi kepada 24 jam setiap jam kepada 60 minit dan 1 minit kepada 60 saat. Menurut beliau hari bermula pada waktu tengah malam dan bukannya pada waktu matahari terbenam seperti yang dipercayai oleh kaum sebelumnya.
Disamping itu, Namrud mahir dalam pengiraan matematik dalam pembinaan bangunan-bangunan besar, jambatan, kuil, mahligai dan empangan. Antara sumbangan beliau ialah pembinaan sistem saliran irrigation di lembah Tigris dan Euphrates. Beliaulah orang pertama yang menggunakan batu-bata dari tanah liat yang terbakar burnt clay sebagai bahan binaan bangunan. Malah beliau terkenal sebagai arkitek Menara Babil iaitu pencakar langit yang pertama di dunia.
Malangnya sebagai seorang ateis, beliau telah menyalahgunakan kebijaksanaannya untuk menyesatkan rakyatnya. Antara lain beliau telah menggunakan ilmu falak untuk mencipta pelbagai sistem meramal nasib seperti horoskop dan tilik nasib palmistry. Tujuannya ialah untuk menunjukkan bahawa manusia tidak perlukan Tuhan kerana manusia mampu meramal dan mengubah nasibnya dengan sendiri. Selain itu, beliau membina banyak bangunan serta berhala yang tersergam indah agar manusia kagum dengan kehebatan ciptaannya sendiri. Menara Babil yang bermaksud "Pintu Gerbang yang Sempurna" merupakan kuil dimana pendita-pendita menyanjungi Namrud. Tujuannya dibina ialah untuk menaikkan sebuah bangunan yang mampu mencecah kayangan. Menurut buku "Sejarah Para Rasul dan Raja" pada abad ke-9 oleh ahli sejarah Islam terkenal al-Tabari, menara tersebut telah dimusnahkan oleh Allah. Pada mulanya para pembinanya menggunakan satu bahasa iaitu bahasa Suryani, tetapi ia terpecah kepada 72 bahasa yang berlainan. Akibatnya mereka tidak dapat berkomunikasi antara satu sama lain dan tidak dapat meneruskan pembinaan menara tersebut.
Beliau juga amat meminati ilmu sihir dan menggunakannya untuk mempengaruhi fikiran rakyatnya. Adalah dipercayai beliau mempelajari ilmu tersebut dari dua malaikat Harut dan Marut yang pernah disebut dalam al-Quran.
Selain itu, beliau telah memulakan suatu era yang baru dimana manusia memandang rendah pada tuhan. Rakyatnya tidak digalakkan untuk melakukan kebaikan demi tuhan kerana baginya tuhan yang ghaib adalah lemah. Oleh itu orangramai dibawah pemerintahannya boleh mengikut nafsu manusia seperti berpesta, seks rambang, meminum arak dan segala kemungkaran yang lain. Oleh yang demikian, beliau diberi gelaran Bacchus atau Dewa Wain kerana beliau 'mabuk' dengan keduniaan. Beliau juga mendakwa dirinya Tuhan kerana sebagai seorang manusia beliau lebih tahu mengenai kelemahan manusia lain berbanding Tuhan yang jauh terpisah dari makhluknya sendiri.
Pertembungan antara Raja Namrud yang zalim dengan Nabi Ibrahim a.s. dalam kitab-kitab
Kitab Injil tidak pernah menyatakan tentang pertemuan antara Raja Namrud dengan Nabi Ibrahim a.s. Malah terdapat jurang tujuh generasi antara mereka berdua, Namrud sebagai cicit Nabi Nuh a.s, manakala Ibrahim sepuluh generasi selepas Nabi Nuh. (Genesis 10,11).
Walaupun begitu Kitab Taurat dan al-Quran menggambarkan pertembungan antara Raja Namrud dengan Nabi Ibrahim a.s sebagai satu konfrontasi hebat antara kebaikan dan kejahatan atau lebih spesifik lagi Monoteisme menentang Taghut dan Penyembahan Berhala. Namun demikian menurut sumber Yahudi, Raja Namrud sempat bertaubat sebelum beliau meninggal dunia. Tetapi penganut Islam mempercayai bahawa beliau tetap dengan pendiriannya sebagai Tuhan sehinggalah keakhir hayatnya.
Ketibaan Nabi Ibrahim a.s.
Pada satu malam Raja Namrud bermimpi melihat bintang yang terbit dari barat. Semakin tinggi ia naik, semakin terang bintang itu menyinar. Sehinggakan ia sampai ke zenith dimana ia menerangi seluruh alam semesta. Selepas terbangun Raja Namrudpun memanggil penasihatnya dan menceritakan mimpinya tersebut. Penasihat itu memberitahu beliau bahawa terdapat beberapa tafsiran bagi mimpinya itu.
Antara tafsirannya ialah:
akan lahir seorang insan dalam masa setahun.
insan itu akan dilahirkan di Faddam A'ram.
insan itu akan menjadi pemusnah batu berhala.
insan itu akan membuktikan kepalsuan Raja Namrud.
insan itu akan menyebarkan agama bahawa tuhan yang esa wujud dan darinya akan lahir zuriat-zuriat para nabi dan aulia.
Nabi terakhir dari zuriat ini akan membawa agama yang ibarat bintang di zenith iaitu menyinari seluruh alam semesta.
akibat insan ini Raja Namrud akan mati secara dasyhat
Menurut cerita yang lain, Namrud bermimpi melihat seorang kanak-kanak melompat dan masuk ke biliknya, kemudian merampas mahkota yang dipakainya, lalu menghancurkannya.
Sebaik mendengar berita ini beliaupun menjadi gelisah. Beliau sedar bahawa insan ini akan membawa kepada kejatuhannya. Dengan serta merta Raja Namrud menghantar bala tenteranya ke Faddam A'ram. Penduduk lelakinya telah dipisahkan dari isteri-isteri mereka. Wanita-wanita yang mengandung telah dibunuh. Raja Namrudpun mengeluarkan perintah bahawa sesiapa yang melahirkan anak akan dibunuh bersama anaknya sekali. Selepas satu tahun beliau mendapat petanda bahawa insan itu akan dilahirkan. Beliau mengesyaki Azaar iaitu orang yang paling dipercayainya kerana Azaar pernah dibenarkan untuk memasuki bandar tersebut. Walaupun begitu Azaar menafikannya dan isterinya pula tidak menunjukkan tanda-tanda hamil. Namun, beliau tidak mempercayainya dan menugaskan seorang tentera untuk menjaga isteri Azaar. Setahun telah berlalu dan tentera Namrud telah dikeluarkan dari bandar Faddam A'ram.
Nabi Ibrahim a.s. menentang kebatilan yang disebarkan Raja Namrud
Raja Namrud menjadi lega kerana menyangkakan bahawa beliau telah menggagalkan kelahiran insan yang akan menentangnya itu. Walaupun begitu insan itu telah dilahirkan disebuah gua berhampiran Faddam A'ram. Semasa insan itu iaitu Nabi Ibrahim a.s. mencapai dewasa beliau telah menghancurkan beberapa batu berhala. Ini telah menimbulkan kemarahan rakyat jelata yang menangkap serta membawanya kepada muka pengadilan iaitu dihadapan Raja Namrud.
Ditanyalah Nabi Ibrahim oleh Raja Namrud:"Apakah engkau yang melakukan penghancuran dan merusakkan tuhan-tuhan kami?" Dengan tenang dan selamba, Nabi Ibrahim menjawab:"Patung besar yang berkalungkan kapak di lehernya itulah yang melakukannya. Cuba tanya saja kepada patung-patung itu siapakah yang menghancurkannya." Raja Namrudpun terdiam sejenak. Kemudian beliau berkata:" Engkaukan tahu bahwa patung-patung itu tidak dapat bercakap dan berkata mengapa engkau minta kami bertanya kepadanya?" Tibalah masanya yang memang dinantikan oleh Nabi Ibrahim, maka sebagai jawapan atas pertanyaan yang terakhir itu beliau berpidato membentangkan kebatilan persembahan mereka, yang mereka pertahankan mati-matian, semata-mata hanya karena adat itu adalah warisan nenek-moyang. Berkata Nabi Ibrahim kepada Raja Namrud itu:"Jika demikian halnya, mengapa kamu sembah patung-patung itu, yang tidak dapat berkata, tidak dapat melihat dan tidak dapat mendengar, tidak dapat membawa manfaat atau menolak mudharat, bahkan tidak dapat menolong dirinya dari kehancuran dan kebinasaan? Alangkah bodohnya kamu dengan kepercayaan dan persembahan kamu itu! Tidakkah dapat kamu berfikir dengan akal yang sihat bahwa persembahan kamu adalah perbuatan yang keliru yang hanya difahami oleh syaitan. Mengapa kamu tidak menyembah Tuhan yang menciptakan kamu, menciptakan alam sekeliling kamu dan menguasakan kamu di atas bumi dengan segala isi dan kekayaan. Alangkah hina dinanya kamu dengan persembahan kamu itu."
Setelah selesai Nabi Ibrahim menguraikan pidatonya itu, barulah Raja Namrud sedar bahawa jejaka dihadapannya ialah insan dalam mimpinya itu. Budak ini bijak berpidato dan mempunyai logik yang lebih tinggi daripada beliau dan mampu mengugat kepercayaan rakyatnya terhadap penyembahan berhala. Selain itu, budak ini sangat yakin dengan wujudnya tuhan yang esa dan tidak percaya dengan berhala. Bahkan budak ini langsung tidak gentar dengan Raja Namrud dan berani membantahnya. Raja Namrudpun tahu bahawa beliau mesti membunuh Nabi Ibrahim dengan serta merta. Lalu beliaupun membuat keputusan untuk membakar Nabi Ibrahim hidup-hidup sebagai hukuman atas perbuatannya menghina dan menghancurkan tuhan-tuhan mereka. Maka berserulah Raja Namrud kepada rakyat yang hadir menyaksikan pengadilan itu:"Bakarlah ia dan belalah tuhan-tuhanmu, jika kamu benar-benar setia kepadanya."
Nabi Ibrahimpun dilemparkan ke dalam bukit api yang menyala-nyala. Tetapi dengan ajaibnya beliau terselamat. Hanya tali temali dan rantai yang mengikat tangan dan kakinya yang terbakar hangus, sedang tubuh dan pakaian yang terlekat pada tubuhnya tetap utuh, tidak sedikit pun tersentuh oleh api. Orangramai tercengang dengan keajaiban ini dan mula mempersoalkan kepercayaan kepada Raja Namrud. Malah anak perempuan Raja Namrud sendiri iaitu Puteri Razia mengaku di hadapan orangramai bahawa tuhan nabi Ibrahim a.s. adalah tuhan yang sebenarnya. Ini telah menaikkan kemarahan beliau yang mengarahkan tenteranya untuk membunuh puterinya itu. Puteri itupun meluru kearah api yang besar itu lalu berkata "Tuhan Nabi Ibrahim selamatkanlah aku". Puteri Raziapun turut terselamat dari terbakar dan dalam api yang membara itu kedengaran dia mengucap kalimah syahadah. Tindakan derhaka puterinya menjadikan hati Raja Namrud semakin membara. Sebaik sahaja puteri Razia keluar dari api tersebut beliau serta tenteranya telah mengejarnya kedalam hutan. Ini memberi peluang kepada Nabi Ibrahim serta adik tirinya Sarah, bapanya Azaar serta anak saudaranya Nabi Luth a.s. untuk melarikan diri. Raja Namrud dan tenteranya puas mencari Puteri Razia tetapi puteri itu telah hilang. Selepas sekian lama, merekapun pulang dan mendapati bahawa Nabi Ibrahim turut terlepas. Setelah peristiwa ini, Raja Namrud kian gelisah kerana rakyatnya mula hilang kepercayaan kekuasaannya. Oleh itu, beliau berazam pula untuk membunuh Tuhan nabi Ibrahim.
Raja Namrud cuba membunuh Tuhan Nabi Ibrahim a.s iaitu Allah s.w.t.
Seperti kepercayaan orang dahulukala, beliau menganggap bahawa Tuhan bersemayam di atas kayangan. Oleh itu Raja Namrud telah berusaha untuk membina sebuah kenderaan yang mampu terbang keatas langit. Empat ekor burung yang besar digunakan untuk mengangkat kenderaan itu kelangit. Empat tiang yang panjang yang dicucuk dengan makanan telah dinaikkan agar burung-burung itu terbang ke atas. Beliau yakin apabila sampainya dilangit, beliau akan menghampiri Allah dan boleh memanahnya sehingga mati.
Sebaik sahaja kenderaan naik keudara, Raja Namrudpun bersedia dengan anak panahnya. Beliau terkenal sebagai pemanah yang handal dan hadiahnya yang paling besar ialah Allah Walaupun begitu, beliau menjadi hairan kerana semakin tinggi kenderaan itu naik semakin jauh langit itu berada. Lama-kelamaan, udarapun menjadi semakin tipis dan beliau semakin susah untuk bernafas. Dengan sepenuh hati beliau mengacukan panahnya kelangit dan memanah keudara. Selang beberapa minit panahnya jatuh kekenderaannya berlumuran dengan darah. Raja Namrud berasa gembira kerana menyangka beliau berjaya membunuh Tuhan Nabi Ibrahim a.s. Lalu beliaupun menolak tiang-tiang itu kebawah supaya burung-burung itu terbang balik kebumi. Apabila sampai kebawah, beliau dengan bangganya menunjuk anak panahnya dikhalayak ramai dan mengaku bahawa beliau telah memburu serta membunuh Allah.
Raja Namrudpun menjemput Nabi Ibrahim a.s keistananya untuk menunjukkan kekuasaan beliau. Apabila ditunjuk akan panahnya itu, nabi Ibrahim bertanya apabila Raja Namrud memanah tuhan adakah langit semakin jauh atau semakin dekat. Beliau terpaksa mengaku bahawa langit semakin jauh. Oleh itu nabi Ibrahim mendakwa bahawa darah itu adalah sebenarnya darah ikan yang dilumur oleh malaikat dilangit dan Raja Namrud tidak berupaya untuk membunuh Allah.
Barulah beliau sedar bahawa beliau telah dikaburkan matanya oleh Allah.Beliau tetap mahu menunjukkan kekuasannya. Lalu beliau memanggil tenteranya untuk membawa dua orang tawanan. Satunya telah dikenakan hukuman bunuh manakala seorang lagi telah dibebaskan. Dengan angkuh beliau berkata berkata kepada nabi Ibrahim, "Lihatlah saya dapat memberi kehidupan kepada seorang dan mengambil nyawa orang yang lain!". Nabi Ibrahim pula menjawab, "Tuhan yang saya sembah berkuasa untuk menerbitkan matahari dari timur. Bolehkah Raja Namrud menerbitkan matahari disebelah barat pula?" Beliaupun terpaksa mengaku kalah dengan logik nabi Ibrahim a.s. Dengan nada yang tinggi beliau mencabar Allah untuk menentangnya disebuah tempat tertentu. Beliau akan mengumpul seluruh bala tenteranya untuk berperang dengan Allah.
Kematian Raja Namrud
Raja Namrudpun mengumpul bala tenteranya yang ramai lengkap dengan senjata yang serba canggih untuk menghadapi Tuhan nabi Ibrahim a.s. Apabila tiba ditempat itu, Allah telah menurun beribu-ribu nyamuk atau serangga yang halus. Senjata buatan manusia yang paling hebatpun tidak mampu menepis serangan makhluk yang halus ini. Dalam beberapa minit mereka telah menembusi kulit tentera Raja Namrud dan membunuh mereka dengan dahsyat sekali. Beliau bagaimanapun berjaya melarikan diri tetapi seekor nyamuk itu telah masuk keotaknya. Dipercayai selama empat puluh hari dan empat puluh malam, beliau merana kerana otaknya dicucuk oleh nyamuk itu. Dalam waktu tersebut, nabi Ibrahim sering mengunjungi serta memberi dakwah kepada beliau. Namun beliau tetap mendakwa dirinya Tuhan. Akhirnya beliau memanggil orang suruhannya untuk mengambil sebatang besi yang besar untuk memukul kepalanya agar sakitnya hilang. Setelah beberapa minit kepalanya dipukul, beliau mengarahkan orang suruhannya untuk memberi pukulan yang paling kuat dan ini telah membawa kepada kematian Raja Namrud yang zalim itu. Kemudian nyamuk tersebut merangkak keluar dari telinga beliau. Maka berakhirlah kehidupan seorang raja takbur yang mati akibat serangan seekor nyamuk yang halus.
Umar bin khattab
Ya Allah, jadikanlah Islam ini kuat dengan masuknya salah satu dari kedua orang ini. Amr bin Hisham atau Umar bin Khattab.” Salah satu dari doa Rasulullah pada saat Islam masih dalam tahap awal penyebaran dan masih lemah. Doa itu segera dikabulkan oleh Allah. Allah memilih Umar bin Khattab sebagai salah satu pilar kekuatan islam, sedangkan Amr bin Hisham meninggal sebagai Abu Jahal.
Umar bin Khattab dilahirkan 12 tahun setelah kelahiran Rasulullah. Ayahnya bernama Khattab dan ibunya bernama Khatamah. Perawakannya tinggi besar dan tegap dengan otot-otot yang menonjol dari kaki dan tangannya, jenggot yang lebat dan berwajah tampan, serta warna kulitnya coklat kemerah-merahan.
Beliau dibesarkan di dalam lingkungan Bani Adi, salah satu kaum dari suku Quraisy. Beliau merupakan khalifah kedua di dalam Islam setelah Abu Bakar. Nasabnya adalah Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qarth bin Razah bin ‘Adiy bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib. Nasab beliau bertemu dengan nasab Rasulullah pada kakeknya Ka’ab. Antara beliau dengan Rasulullah selisih 8 kakek. lbu beliau bernama Khatamah binti Hasyim bin al Mughirah al Makhzumiyah. Rasulullah memberi beliau kunyah Abu Hafsh (bapak Hafsh) karena Hafshah adalah anaknya yang paling tua dan memberi laqab (julukan) al Faruq.
Umar bin Khattab Masuk Islam
Sebelum masuk Islam, Umar bin Khattab dikenal sebagai seorang yang keras permusuhannya dengan kaum Muslimin, bertaklid kepada ajaran nenek moyangnya, dan melakukan perbuatan-perbuatan jelek yang umumnya dilakukan kaum Jahiliyah, namun tetap bisa menjaga harga diri. Beliau masuk Islam pada bulan Dzulhijah tahun ke-6 kenabian, tiga hari setelah Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam.
Ringkas cerita, pada suatu malam beliau datang ke Masjidil Haram secara sembunyi-sembunyi untuk mendengarkan bacaan shalat Rasulullah. Waktu itu Rasulullah membaca surat al Haqqah. Umar bin Khattab kagum dengan susunan kalimatnya lantas berkata pada dirinya sendiri- “Demi Allah, ini adalah syair sebagaimana yang dikatakan kaum Quraisy.” Kemudian beliau mendengar Rasulullah membaca ayat 40-41 (yang menyatakan bahwa Al Qur’an bukan syair), lantas beliau berkata, “Kalau begitu berarti dia itu dukun.” Kemudian beliau mendengar bacaan Rasulullah ayat 42, (Yang menyatakan bahwa Al-Qur’an bukan perkataan dukun.) akhirnya beliau berkata, “Telah terbetik lslam di dalam hatiku.” Akan tetapi karena kuatnya adat jahiliyah, fanatik buta, pengagungan terhadap agama nenek moyang, maka beliau tetap memusuhi Islam.
Kemudian pada suatu hari, beliau keluar dengan menghunus pedangnya bermaksud membunuh Rasulullah. Dalam perjalanan, beliau bertemu dengan Nu`aim bin Abdullah al ‘Adawi, seorang laki-laki dari Bani Zuhrah. Lekaki itu berkata kepada Umar bin Khattab, “Mau kemana wahai Umar?” Umar bin Khattab menjawab, “Aku ingin membunuh Muhammad.” Lelaki tadi berkata, “Bagaimana kamu akan aman dari Bani Hasyim dan Bani Zuhrah, kalau kamu membunuh Muhammad?” Maka Umar menjawab, “Tidaklah aku melihatmu melainkan kamu telah meninggalkan agama nenek moyangmu.” Tetapi lelaki tadi menimpali, “Maukah aku tunjukkan yang lebih mencengangkanmu, hai Umar? Sesugguhnya adik perampuanmu dan iparmu telah meninggalkan agama yang kamu yakini.”
Kemudian dia bergegas mendatangi adiknya yang sedang belajar Al Qur’an, surat Thaha kepada Khabab bin al Arat. Tatkala mendengar Umar bin Khattab datang, maka Khabab bersembunyi. Umar bin Khattab masuk rumahnya dan menanyakan suara yang didengarnya. Kemudian adik perempuan Umar bin Khattab dan suaminya berkata, “Kami tidak sedang membicarakan apa-apa.” Umar bin Khattab menimpali, “Sepertinya kalian telah keluar dari agama nenek moyang kalian.” Iparnya menjawab, “Wahai Umar, apa pendapatmu jika kebenaran itu bukan berada pada agamamu?” Mendengar ungkapan tersebut Umar bin Khattab memukulnya hingga terluka dan berdarah, karena tetap saja saudaranya itu mempertahankan agama Islam yang dianutnya, Umar bin Khattab berputus asa dan menyesal melihat darah mengalir pada iparnya.
Umar bin Khattab berkata, “Berikan kitab yang ada pada kalian kepadaku, aku ingin membacanya.” Maka adik perempuannya berkata, “Kamu itu kotor. Tidak boleh menyentuh kitab itu kecuali orang yang bersuci. Mandilah terlebih dahulu!” Lantas Umar bin Khattab mandi dan mengambil kitab yang ada pada adik perempuannya. Ketika dia membaca surat Thaha, dia memuji dan muliakan isinya, kemudian minta ditunjukkan keberadaan Rasulullah.
Tatkala Khabab mendengar perkataan Umar bin Khattab, dia muncul dari persembunyiannya dan berkata, “Aku akan beri kabar gembira kepadamu, wahai Umar! Aku berharap engkau adalah orang yang didoakan Rasulullah pada malam Kamis, ‘Ya Allah, muliakan Islam dengan Umar bin Khatthab atau Abu Jahl (Amru) bin Hisyam.’ Waktu itu, Rasulullah berada di sebuah rumah di daerah Shafa.” Umar bin Khattab mengambil pedangnya dan menuju rumah tersebut, kemudian mengetuk pintunya. Ketika ada salah seorang melihat Umar bin Khattab datang dengan pedang terhunus dari celah pintu rumahnya, dikabarkannya kepada Rasulullah. Lantas mereka berkumpul. Hamzah bin Abdul Muthalib bertanya, “Ada apa kalian?” Mereka menjawab, “Umar datang!” Hamzah bin Abdul Muthalib berkata, “Bukalah pintunya. Kalau dia menginginkan kebaikan, maka kita akan menerimanya, tetapi kalau menginginkan kejelekan, maka kita akan membunuhnya dengan pedangnya.” Kemudian Rasulullah menemui Umar bin Khattab dan berkata kepadanya, “Ya Allah, ini adalah Umar bin Khattab. Ya Allah, muliakan Islam dengan Umar bin Khattab.” Dan dalam riwayat lain, “Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan Umar.”
Seketika itu pula Umar bin Khattab bersyahadat, dan orang-orang yang berada di rumah tersebut bertakbir dengan keras. Menurut pengakuannya dia adalah orang yang ke-40 masuk Islam. Abdullah bin Mas’ud berkomentar, “Kami senantiasa berada dalam kejayaan semenjak Umar bin Khattab masuk Islam.”
Kepemimpinan Umar bin Khattab
Keislaman beliau telah memberikan andil besar bagi perkembangan dan kejayaan Islam. Beliau adalah pemimpin yang adil, bijaksana, tegas, disegani, dan selalu memperhatikan urusan kaum muslimin. Pemimpin yang menegakkan ketauhidan dan keimanan, merobohkan kesyirikan dan kekufuran, menghidupkan sunnah dan mematikan bid’ah. Beliau adalah orang yang paling baik dan paling berilmu tentang al Qur’an dan as Sunnah setelah Abu Bakar.
Kepemimpinan Umar bin Khattab tak seorangpun yang dapat meragukannya. Seorang tokoh besar setelah Rasulullah dan Abu Bakar. Pada masa kepemimpinannya kekuasaan Islam bertambah luas. Beliau berhasil menaklukkan Persia, Mesir, Syam, Irak, Burqah, Tripoli bagian barat, Azerbaijan, Jurjan, Basrah, Kufah dan Kairo.
Dalam masa kepemimpinan sepuluh tahun Umar bin Khattab itulah, penaklukan-penaklukan penting dilakukan Islam. Tak lama sesudah Umar bin Khattab memegang tampuk kekuasaan sebagai khalifah, pasukan Islam menduduki Suriah dan Palestina, yang kala itu menjadi bagian Kekaisaran Byzantium. Dalam pertempuran Yarmuk (636 M), pasukan Islam berhasil memukul habis kekuatan Byzantium. Damaskus jatuh pada tahun itu juga, dan Darussalam menyerah dua tahun kemudian. Menjelang tahun 641 M, pasukan Islam telah menguasai seluruh Palestina dan Suriah, dan terus menerjang maju ke daerah yang kini bernama Turki. Tahun 639 M, pasukan Islam menyerbu Mesir yang juga saat itu di bawah kekuasaan Byzantium. Dalam tempo tiga tahun, penaklukan Mesir diselesaikan dengan sempurna.
Penyerangan Islam terhadap Irak yang saat itu berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Persia telah mulai bahkan sebelum Umar bin Khattab naik jadi khalifah. Kunci kemenangan Islam terletak pada pertempuran Qadisiya tahun 637 M, terjadi di masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Menjelang tahun 641 M, seseluruh Irak sudah berada di bawah pengawasan Islam. Dan bukan hanya itu, pasukan Islam bahkan menyerbu langsung Persia dan dalam pertempuran Nehavend (642 M), mereka secara menentukan mengalahkan sisa terakhir kekuatan Persia. Menjelang wafatnya Umar bin Khattab di tahun 644 M, sebagian besar daerah barat Iran sudah terkuasai sepenuhnya. Gerakan ini tidak berhenti tatkala Umar bin Khattab wafat. Di bagian timur mereka dengan cepat menaklukkan Persia dan bagian barat mereka mendesak terus dengan pasukan menyeberang Afrika Utara.
Selain pemberani, Umar bin Khattab juga seorang yang cerdas. Dalam masalah ilmu diriwayatkan oleh Al Hakim dan Thabrani dari Ibnu Mas’ud berkata, “Seandainya ilmu Umar bin Khattab diletakkan pada tepi timbangan yang satu dan ilmu seluruh penghuni bumi diletakkan pada tepi timbangan yang lain, niscaya ilmu Umar bin Khattab lebih berat dibandingkan ilmu mereka. Mayoritas sahabat pun berpendapat bahwa Umar bin Khattab menguasai 9 dari 10 ilmu. Dengan kecerdasannya beliau menelurkan konsep-konsep baru, seperti menghimpun Al Qur’an dalam bentuk mushaf, menetapkan tahun Hijriyah sebagai kalender umat Islam, membentuk kas negara (Baitul Maal), menyatukan orang-orang yang melakukan shalat sunah Tarawih dengan satu imam, menciptakan lembaga peradilan, membentuk lembaga perkantoran, membangun balai pengobatan, membangun tempat penginapan, memanfaatkan kapal laut untuk perdagangan, menetapkan hukuman cambuk bagi peminum khamr (minuman keras) sebanyak 80 kali cambuk, mencetak mata uang dirham, audit bagi para pejabat serta pegawai dan juga konsep yang lainnya.
Namun dengan begitu beliau tidaklah menjadi congkak dan tinggi hati. Justru beliau seorang pemimpin yang zuhud dan wara’. Beliau berusaha untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan rakyatnya. Dalam satu riwayat Qatadah berkata, “Pada suatu hari Umar bin Khattab memakai jubah yang terbuat dari bulu domba yang sebagiannnya dipenuhi dengan tambalan dari kulit, padahal waktu itu beliau adalah seorang khalifah, sambil memikul jagung ia lantas berjalan mendatangi pasar untuk menjamu orang-orang.” Abdullah, puteranya berkata, “Umar bin Khattab berkata, ‘Seandainya ada anak kambing yang mati di tepian sungai Eufrat, maka umar merasa takut diminta pertanggung jawaban oleh Allah’.”
Beliaulah yang lebih dahulu lapar dan yang paling terakhir kenyang. Beliau berjanji tidak akan makan minyak Samin dan daging hingga seluruh kaum muslimin kenyang memakannya.
Tidak diragukan lagi, khalifah Umar bin Khattab adalah seorang pemimpin yang arif, bijaksana dan adil dalam mengendalikan roda pemerintahan. Bahkan ia rela keluarganya hidup dalam serba kekurangan demi menjaga kepercayaan masyarakat kepadanya tentang pengelolaan kekayaan negara. Bahkan Umar bin Khattab sering terlambat salat Jum’at hanya menunggu bajunya kering, karena dia hanya mempunyai dua baju.
Kebijaksanaan dan keadilan Umar bin Khattab ini dilandasi oleh kekuatirannya terhadap rasa tanggung jawabnya kepada Allah. Sehingga jauh-jauh hari Umar bin Khattab sudah mempersiapkan penggantinya jika kelak dia wafat. Sebelum wafat, Umar berwasiat agar urusan khilafah dan pimpinan pemerintahan, dimusyawarahkan oleh enam orang yang telah mendapat ridha Allah dan Rasulullah. Mereka adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, Thalhah bin Ubaidilah, Zubair binl Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Abdurrahman bin Auf. Umar menolak menetapkan salah seorang dari mereka dengan berkata, “Aku tidak mau bertanggung jawab selagi hidup sesudah mati. Kalau Allah menghendaki kebaikan bagi kalian, maka Allah akan melahirkannya atas kebaikan mereka (keenam orang itu) sebagaimana telah ditimbulkan kebaikan bagi kamu oleh Nabimu.”
Wafatnya Umar bin Khattab
Pada hari Rabu bulan Dzulhijah tahun 23 H Umar Bin Kattab wafat. Beliau ditikam ketika sedang melakukan shalat Subuh oleh seorang Majusi yang bernama Abu Lu’luah (al Fairus dari Persia), budak milik al Mughirah bin Syu’bah diduga ia mendapat perintah dari kalangan Majusi. Umar bin Khattab dimakamkan di samping Rasulullah dan Abu Bakar, beliau wafat dalam usia 63 tahun.
Abdullah bin ubay bin salul
Nama lengkapnya Abdullah bin Abdullah bin Ubay bin Malik bin Harits Al-Anshari Al-Khazraji, biasa dipanggil Abu Hubab. Sebelum masuk Islam namanya Hubab. Setelah masuk Islam namanya menjadi Abdullah.
Ayahnya, Abdullah bin Ubay bin Salul, hampir saja dinobatkan menjadi raja Madinah sebelum kedatangan Rasulullah SAW di Madinah Munawwarah. Karenanya ayahnya sangat membenci Nabi SAW dan menyembunyikan kemunafikannya.
Dalam perang Bani Musthaliq, Al Harits bin Abu Dhirar menghimpun pasukan untuk memerangi kaum muslimin, Beliau menyusun pasukan dan segera berangkat ke tempat Banu Musthaliq. Dalam pasukan yang dipimpin sendiri oleh Nabi ini ikut juga sekelompok kaum munafik, termasuk pimpinannya, Abdullah bin Ubay.Setelah pertempuran usai dan dalam perjalanan kembali ke Madinah, Abdullah bin Ubay berkata pada kelompoknya,"seandainya kami kembali kemadinah, niscaya orang yang paling mulia akan keluar(terusisr) dari Madinah menjadi orang yang paling hina"
Ucapan "terhina" ini dimaksudkan pada Nabi SAW dan sahabat Muhajirin yang terusir dari Makkah. Ketika kabar ini sampai kepada Nabi SAW lewat sahabat Zaid bin Arqam, Umar bin Khaththab meminta Nabi menyuruh Abbad bin Bisyr untuk membunuh tokoh munafik tersebut. Tetapi Abdullah bin Ubay mengingkari kalau telah mengatakan itu, sehingga terjadi suasana yang tegang dan penuh prasangka, sampai akhirnya turun ayat yang membenarkan Zaid bin Arqam. Melihat perkembangan situasi tersebut, Abdullah mengatakan
kepada Nabi SAW,"demi Allah, dialah orang yang hina dan Andalah yang mulia, wahai Rasulullah. Jika anda mengizinkan aku untuk membunuhnya, aku akan membunuhnya. Demi Allah, seluruh anggota kabilah Khazraj tahu bahwa tiada seorangpun yang paling berbakti kepada orang tuanya dari aku. Aku khawatir anda menyuruh orang muslim untuk membunuh ayahku(Abdullah bin Ubay bin Salul ayahnya Abdullah) dan aku tidak kuasa melihat orang yang membunuh ayahku(Abdullah bin Ubay bin Salul ayahnya Abdullah) itu hidup, dan aku khawatir membunuh seseorang muslim sehingga aku kelak dimasukkan ke dalam neraka". Nabi Menjawab, "Tetapi kita harus menjaganya dengan baik dan bersikap lemah lembut dalam bergaul. Jangan sampai orang mengatakan Muhammad membunuh sahabatnya sendiri. Jadi berbaktilah kepada ayahmu dan jegalah ia dengan baik!".
Kematian Abdullah bin Ubay bin Salul (ayahnya Abdullah)
Pada tahun ke sembilan Hijriyah, sepulang Rasulullah saw dari perang Tabuk, di akhir bulan Syawwal Abdullah bin Ubay menderita sakit. Mendengar Abdullah bin Ubay sakit, Rasulullah saw menyempatkan diri untuk membesuknya. Usamah bin Zaid bercerita: “Saya bersama Rasulullah saw mengunjungi Abdullah bin Ubay yang sedang sakit untuk membesuknya. Rasulullah saw mengingatkan Abdullah bin Ubay “Bukankah
saya sudah melarang kamu dari dahulu agar tidak mencintai orang-orang Yahudi?” Abdullah bin Ubay menjawab sekenanya, “Dulu Sa’d bin Zurarah membenci orang-orang Yahudi, kemudian Sa’d bin Zurarah mati.”
Rasulullah saw tidak kehilangan sisi kemanusiaan yang bermartabat meskipun kepada orang yang sering Rasulullah ketahui dari Allah SWT sebagai pembuat masalah dan fitnah di dalam barisan kaum Muslimin. Secara zahir Abdullah bin Ubay menunjukkan dirinya sebagai seorang Muslim, maka ia berhak mendapatkan hak keIslaman itu dengan dibesuk ketika sakit.
Pada bulan kerikutnya, bulan Dzulqa’dah Abdullah bin Ubay wafat. Anak lelaki Abdullah bi Ubay, yang bernama Abdullah bin Abdullah bin Ubay datang menemui Rasulullah saw, meminta salah satu kain Rasulullah saw untuk dijadikan sebagai kafan bagi Abdullah bin Ubay, ayahnya. Dan Rasulullah saw mengabulkan permintaan itu dan memberikan kainnya kepada Abdullah bin Abdullah bin Ubay untuk menjadi kafan bagi jenazah ayahnya.
Kemudian Abdullah bin Abdullah juga meminta agar Rasulullah saw berkenan datang menshalatkannya. Maka Rasulullah saw datang untuk menshalatkan jenazah itu. Ketika Rasulullah saw berdiri hendak menshalatkannya, Umar bin Khaththab menarik baju Rasulullah saw dari belakang dan berkata: “Wahai Rasulullah, Engkau akan menshalatkannya? Bukankah Allah melarangmu untuk menshalatkannya?
Rasulullah saw menjawab: “Sesungguhnya Allah SWT memberikan kepadaku dua pilihan kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka. Yang demikian itu adalah karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik." (QS at-Taubah:80) Dan saya akan menambahnya lebih dari tujuh puluh kali.
Umar berkata: “Sesungguhnya dia itu orang munafiq”. Setelah Rasulullah saw menshalatkannya, barulah turun ayat: “Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam Keadaan fasik. (QS. At-Taubah:84)
Rasulullah saw menshalatkannya ketika itu karena memperlakukannya secara zahir, yaitu pengakuan Abdullah bin Ubay bahwa ia seorang Muslim. Dan Islam mengajarkan ummatnya untuk memperlakukan manusia sesuai dengan kondisi zahirnya, urusan hati dan batinnya adalah kewenangan Allah SWT.
Bisa juga dimaknai bahwa Rasulullah saw menshalatkan Abdullah bin Ubay –tokoh munafiq itu- untuk menghormati anaknya –Abdullah bin Abdullah bin Ubay- yang merupakan salah satu sahabat mulia. Sedangkan pemberian kain Rasulullah saw sebagai kain kafan Abdullah bin Ubay bisa difahami sebagai pembuktian karakter Rasulullah saw yang tidak pernah menolak permintaan siapapun selama Rasulullah saw memilikinya. Bisa juga difahami bahwa Rasulullah saw tidak pernah melupakan kebaikan Abdullah bin Ubay –tokoh munafiq itu- di samping keburukannya yang tidak terhitung.
Bagi Abdullah bin Abdullah bin Ubay kematian ayahnya itu menjadi salah satu bukti bahwa berbakti kepada orang tua tetap dilakukan oleh seorang anak, meskipun ia tahu bahwa ayahnya bergelimang dosa dan berlumur maksiat. Selama orang tua itu tidak menyuruhnya berbuat maksiat atau melarangnya beramal shalih.
Orang baik akan senantiasa membuat kebaikan meskipun kepada orang yang tidak baik. Sedangkan orang yang tidak baik akan terus membuat keburukan meskipun kepada orang yang membuat kebaikan. Wallahu a’lam.
Abdullah bin Abdullah bin Ubay Bin Salul gugur sebagai syahid dan bergabung bersama syuhada lain dalam perang Al-Yamamah melawan Musailamah Al-Kadzab pada tahun 12 Hijriyah.
Musik
Musik. banyak hal yang dapat kita lakukan dengan musik, musik adalah alat atau sarana yang dapat memberikan banyak hal
Langganan:
Postingan (Atom)